Welcome to My Blog

Hai, senang berkenalan dengan anda...

Nama saya Daniel Reinhard biasanya suka diberi embel - embel nama belakang MC, karena berhubungan dengan pekerjaan yang saya cintai yaitu menjadi seorang pembawa acara / master of cermony didalam sebuah acara resepsi pernikahan.

Berbicara didepan umum mungkin tidak menjadi hal yang menarik bagi anda, namun inilah saya yang telah menemukan "arti hidup" pada tahun 2003 yang lalu.Sebelumnya memang tidak pernah terlintas cita - cita untuk menjadi seorang MC pada masa kecil saya,semuanya hanya datang begitu saja.

Perasaan enjoy dan ingin "ngulik" dibidang ini membuat saya mendapatkan kepercayaan untuk bertugas "merepresentasikan" seluruh items yang telah dipilih calon mempelai dalam menciptakan impian mereka yang hanya terjadi 1 x seumur hidup.

Saya yakin setiap pesta pernikahan memiliki karakter masing - masing yang berbeda tergantung dari kedua mempelainya itu sendiri.

Seperti uniknya fingerprints kita demikianlah setiap calon mempelai yang saya layani memiliki karakter,konsep dan harapan yang berbeda didalam pesta pernikahan mereka.

Seperti pasangan yang lain yang telah memiliki kenangan yang indah, kini giliran anda untuk mempercayakan pesta anda kepada saya.

Kini Daniel Reinhard Surya bergabung dengan 7Honey Photo dan Video untuk membangun sebuah perusahaan yang menjadi sebuah jawaban terbaik akan kebutuhan produk dan jasa pelayanan didalam dunia pernikahan. Semuanya berangkat dari kerinduan seorang Daniel Reinhard untuk lebih dekat dan lebih rinci dalam memberikan pelayanan yang lebih maksimal kepada setiap calon pengantin yang mempersiapkan pernikahannya.

Kami adalah 7Honey Wedding Management, sebuah perusahaan yang dimanage dengan baik oleh Daniel Reinhard Surya, yang memberikan produk dan jasa pelayanan di bidang Wedding Organizer, Photography, Videography, Wedding Music Entertainment dan Sound System.

Untuk itu kami 7Honey Wedding Management siap untuk melayani anda dengan kualitas terbaik dan harga yang bersaing. Yang dapat anda dan pasangan lakukan adalah percayakanlah dan ikutsertakanlah kami sebagai vendor anda dalam merencanakan, mempersiapkan dan menikmati setiap bagian dari pesta pernikahan anda dan pasangan yang tidak akan terlupakan sepanjang masa.

Salam dari kami...

Daniel Reinhard Surya.
Manager of 7Honey Wedding

Regards

Daniel Reinhard

Selasa, 09 Agustus 2011

Tugas MC yang tidak boleh dilupakan dalam bagian akhir resepsi pernikahan

Kali ini saya ingin membahas lebih dalam mengenai fungsi seorang pembawa acara atau MC (Master of Ceremony) didalam resespi pernikahan Salah satu peranan yang satu ini seringkali diremehkan atau dianggap tidak terlalu penting bagi seorang MC dalam mengemban tugasnya. Apakah itu?

Yaitu acara sesi photo kedua mempelai bersama dengan segenap keluarga, rekan kerja atau sahabat mereka. Kita persingkat saja acara bagian akhir ini dengan nama acara sesi foto.Disinilah perbedaannya acara resepsi pernikahan dengan acara event lain, walaupun ada juga event lain yang mengharuskan acara berfoto bersama menjadi agenda penting didalam susunan acaranya.

Seorang Master of Ceremony didalam acara resepsi pernikahan tentunya harus dapat bertugas dengan baik dari awal hingga akhir acara,termasuk acara sesi photo ini.
Saya sempat mendengar informasi mengenai seorang MC yang memasang tarif waktu didalam jasanya. Misalnya hanya untuk 3 jam performance saja, dihitung dari jam kehadirannya, salah satu contoh misalnya sang MC hadir pada jam 5 sore untuk menghadiri acara gladiresik, kemudian jam 8 malam, selesai tidak selesai acaranya beliau ini angkat kaki dari lokasi resepsi pernikahan pada hari itu. Dalam hal ini saya berbicara mengenai MC yang fokus didalam dunia pernikahan bukan seorang MC yang terbilang artis papan atas Indonesia yang memang mereka dibayar berdasarkan durasi performance mereka.

Saya kurang setuju dengan konsep yang diterapkan oleh MC tersebut, walaupun saya akan tetap bertanya kepada calon mempelai atau Wedding Organizer yang bertugas tentang berapa lama perkiraan durasi resepsi pernikahan yang dijalankan, karena pada umumnya resepsi pernikahan dengan International Wedding Reception Concept berlangsung paling lama 4 jam saja.Diluar dari waktu tersebut tentunya pertimbangan fee jasa MC dapat disepakati kembali dengan kedua mempelai.Yang pastinya saya percaya seorang MC resepsi pernikahan yang baik memandu dari awal hingga acara selesai.

Ada lagi konsep yang lain yang saya dengar dimana ada seorang MC yang menerapkan konsep MC assiten didalam beliau membawakan acara resepsi pernikahan. Jadi MC tersebut tidaklah sepenuhnya in charge didalam acara resepsi pernikahan tersebut, salah satu contohnya begini, MC tersebut hadir dilokasi resepsi pernikahan, memandu acara gladiresik, kemudian membuka acara resepsi, memandunya hingga acara jamuan makan malam dibuka sesudah itu MC tersebut pulang atau pergi ke lokasi resepsi pernikahan yang tidak jauh dari lokasi dimana dia berada. Lalu MC tersebut kembali membawakan acara resepsi pernikahan ditempat lain. Sementara itu beliau ini sudah mendelegasikan tugasnya kepada MC assisten.Tentunya saya percaya kualitas performance MC assiten lebih rendah dibanding MC tersebut.

Saya rasa sah – sah saja bila dua konsep yang saya paparkan diatas sudah disepakati oleh kedua calon mempelai dan MC tersebut,namun bagi saya pribadi saya kurang setuju dengan dua konsep diatas. Bagi saya acara resepsi pernikahan adalah suatu acara yang sangatlah istimewa karena hanya terjadi satu kali seumur hidup, maka dari itu sangatlah penting acara tersebut dibawakan oleh MC yang berkualitas baik dan bertugas didalam keseluruhan acara.

Tetapi kembali kepada anda para calon mempelai yang mempelai yang memiliki persepsi tentang seorang pembawa atau MC didalam resepsi pernikahan anda kelak. Mohon anda bisa memberikan pendapat anda melalui comment didalam notes saya ini.

Kembali ke topik peranan MC didalam acara sesi photo didalam resepsi pernikahan, maka saya dapat simpulkan kembali bahwa ada MC yang menganggap acara sesi photo ini tidak penting.Namun bagi saya acara ini sama pentingnya dengan bagian acara yang lain, apa alasannya?

Yaitu acara sesi photo ini harus dilakukan dengan waktu yang cukup singkat tanpa menyampingkan kualitas foto / video yang diabadikan oleh Photographer dan Videographer.

Bayangkan betapa kesalnya anda selaku sahabat atau anggota keluarga dari mempelai bila harus menunggu berjam – jam karena kurangnya koordinasi antara MC, Wedding Organizer dan team dokumentasi (Photographer dan Videographer) untuk meng-organize undangan yang hadir yang hendak bersalaman, dengan keluarga atau kerabat yang menunggu giliran untuk berfoto bersama dengan mempelai.Tentunya dapat dibayangkan juga betapa kacaunya acara tersebut bila tidak adanya MC atau MC yang tidak mampu memimpin dan menginformasikan hal yang penting secara sopan saat acara berlangsung.

Dibutuhkan skill kepemimpin yang kuat dan tegas dari seorang MC atau leader dari suatu Wedding Organizer didalam acara ini. Sejauh pengalaman saya, diacara sesi foto inilah kerendahan hati dan semangat untuk melayani dari MC ,Wedding Organizer dan team dokumentasi diuji.

Karena menyangkut kepentingan orang banyak yang memiliki keinginan masing – masing maka seringkali perkataan pedas bahkan caci maki diterima oleh MC atau Wedding Organizer yang bertugas pada acara ini.

Bagaimana bisa? Berikut ini alasan – alasan atau kalimat – kalimat yang diutarkan beberapa orang tamu atau keluarga mempelai yang saya seringkali saya dapatkan :

1. “Kami ini keluarga dekat dari mempelai seharusnya didahulukan didalam acara foto ini.”
Seringkali pada kenyataannya keluarga ini sudah dipanggil beberap kali untuk berkumpul dibawah area pelaminan, namun mereka ingin dijemput dimeja mereka dan didahulukan untuk berfoto bersama mempelai. Saya dapat menyebut keluarga jenis ini jenis VVVIP.

2. “Anak saya sudah rewel, tolong keluarga kami didahulukan dari keluarga yang lain”

3. “Saya ini datang dari luar kota dan harus pulang malam ini juga, mohon didahulukan”.
4. “ ......” tanpa berbicara, langsung saja orang ini nyelonong naik keatas panggung untuk bersalaman dengan orang tua dan kedua mempelai.

5. “Kamu tidak tahu siapa saya??!! Saya itu ..bla bla bla....tahu??

Pada kenyataannya memang saya dan Wo yang bertugas tidak tahu siapa beliau, kenalan juga belum.

Sebetulnya masih banyak lagi perkataan atau kalimat yang kurang enak didengar pada saat acara sesi photo berlangsung, namun the show must go on, acara foto tetap harus diselesaikan. Mungkin atas alasan inilah acara sesi foto ini memang kurang disukai oleh MC sehingga mereka menghindarinya.

Sejujurnya saya pun kurang menyukai bagian acara akhir ini namun jika saya memandang acara sesi foto ini dari sisi pandang yang lain, dimana acara sesi foto ini merupakan pengabadian sejarah kehidupan dari dua insan manusia yang dipersatukan dalam pernikahan dan akan senantiasa diingat seumur hidup, maka saya pun rela untuk melayani didalam sesi foto ini.

Ucapan “thank you” yang tulus dari mempelai dan kedua orang tua yang saya terima diakhir acara ketika saya berpamitan dengan mereka menjadi sebuah penghiburan serta sukacita yang tak dapat dibandingkan dengan fee yang saya terima dari mereka, rasa lelah secara fisik dan mental pun seakan pudar.

Pada notes ini pun saya ingin menyarankan untuk anda calon mempelai yang hendak menikah, pastikan untuk memilih seorang pembawa acara atau MC yang baik didalam acara resepsi pernikahan anda.terima kasih untuk anda yang telah membaca notes ini, semoga bermanfaat. Silahkan berikan komentar anda dibawah ini.


Daniel Reinhard

Master of Ceremony and Event Conceptor

Minggu, 07 Agustus 2011

Early Dinner untuk Crew PENTINGKAH??

Akhirnya inspirasi datang lagi dalam benak saya untuk menuliskan satu topik yang saya rasa cukup penting untuk seorang pemimpin pesta atau seorang Master of Ceremony (MC) didalam mengemban tugasnya. Topik yang ingin saya bahas kali ini adalah berjudul.....

Urusan PERUT LAPAR urusan SERIUS sebelum acara resepsi pernikahan dimulai !

Nah itu judul untuk versi menjualnya...judul aslinya ini dia...hehehe....

“Pentingnya Early Dinner didalam Sebuah Resepsi Pernikahan”.

Ide membahas topik ini muncul dari beberapa peristiwa yang saya alami didalam berbagai event yang saya pimpin. Peristiwa yang pertama nih...beberapa waktu yang lalu saya mengalami kejadian yang cukup menarik yang membuat saya belajar sesuatu didalam sebuah event resepsi pernikahan di hotel ternama di kota Bandung dimana keluarga mempelai yang menyelenggarakan pesta tidak menggunakan jasa Wedding Organizer di hari tersebut.

Beberapa bulan sebelum hari H kedua mempelai dan keluarganya yang telah memutuskan untuk menggunakan jasa saya, memaparkan bahwa mereka hendak mengurus sendiri persiapan dan teknis pelaksanaan resepsi pernikahan ini sehingga mereka enggan untuk menggunakan jasa wedding organizer.Saya pun diminta untuk menjadi conceptor dan konsultan akan rancangan rundown hari istimewa tersebut, dan saya dengan senang hati membantu mereka.

Secara umum resepsi pernikahan tersebut berjalan lancar, walaupun kurang sempurna dikarenakan belum berpengalamannya crew keluarga seperti layaknya crew wedding organizer yang lebih detil dan rapih dalam mempersiapkan dan melaksanakan setiap bagian acara. Namun dalam event resepsi pernikahan tersebut ada satu hal yang kurang pas dihati saya dimana beberapa waktu sebelum acara dimulai seperti biasanya saya sebagai vendor MC dan vendor lain seperti crew musisi, crew dokumentasi dari photography serta videoshooting menikmati Early Dinner atau menikmati menu hidangan makanan yang disediakan panitia sebelum acara dimulai. Tujuan menikmati Early Dinner ini agar kami sebagai vendor yang bertugas tidak kelaparan saat menjalankan apa yang menjadi tanggung jawab kami.

Yang menarik pada saat itu adalah saya bersama dengan assiten saya dititipkan untuk menerima puluhan paket dinner box yang diperuntukan untuk saya dan vendor lain yang bertugas didalam acara resepsi pernikahan tersebut.Dikarenakan tidak adanya wedding organizer yang bertugas di hari tersebut maka saya meminta assiten saya untuk menerimanya dan menyimpannya disalah satu sudut ruangan yang tergolong area back stage.

Puluhan menu makanan tersebut tidak kami jaga dan distribusikan kepada seluruh crew yang berkepentingan pada saat itu karena saya bersama assiten saya sibuk mengurus gladiresik dan rancangan acara yang mengalami beberapa perubahan. Seiring waktu berjalan, crew yang bertugas telah berdatangan kelokasi resepsi dan berangsur sesekali menanyakan kepada kami mengenai jatah makanan early dinner yang diperuntukan bagi mereka. Saya pun seraya menginformasikan lokasi menu makanan yang menjadi hak mereka disalah satu lokasi dalam ruangan resepsi tersebut sambil kembali masuk didalam kesibukan saya mengurus keluarga dan menjelaskan tugas dan peranan team panitia keluarga yang belum berpengalaman.

Tibalah waktu jeda untuk menunggu tamu undangan dari resepsi tersebut, tugas saya didalam bagian gladiresik acara telah selesai dan tinggal menunggu waktu untuk saya memulai dan memimpin resepsi pernikahan pada saat tamu yang hadir sudah cukup jumlahnya.

Secara tiba – tiba ada seorang anggota musisi yang bertugas dalam resepsi tersebut menyatakan complain kepada assiten saya dikarenakan dia tidak mendapatkan jatah early dinner atau dinner box yang memang diperuntukan untuk crew vendor yang bertugas. Assisten saya pun menyampaikan komplain tersebut kepada saya dan akhirnya saya menjadi binggung karena seharusnya jumlah makanan yang dipesan dan telah disepakati oleh pihak panitia keluarga dengan vendor yang bertugas seharusnya memenuhi kebutuhan.

Saya belum menemukan jawabannya sampai saat ini mengapa jumlah paket makanan early dinner tidak cukup memenuhi kebutuhan dari pada crew vendor tersebut. Entah ada orang yang mengambil jatah lebih dari satu ataupun ada anggota crew vendor yang belum terhitung masuk didalam jumlah yang telah disepakati. Yang pasti pada saat resepsi tersebut memang team musisi yang bertugas terbilang telat hadir didalam acara tersebut dan saat mereka datang mereka langsung disibukan dengan anggota keluarga yang ingin berlatih bernyanyi sebelum acara resepsi dimulai.

Komplain dari musisi tersebut memang adalah urusan perut dimana tidak dapat dikompromikan, yang namanya perut lapar ya harus diisi dengan makanan kalau tidak jadinya emosi. Namun pada saat itu saya pun tidak dapat berbuat apa - apa pada saat itu dikarenakan panitia keluarga yang bertugas pada saat itu disibukan dengan persiapan acara, rasanya tidak ada waktu untuk mengurus masalah early dinner yang kurang jumlahnya.

Sang musisi tersebut menyalahkan saya dalam masalah ini, saya pun dengan sedikit kekesalan membela diri saya dimana saya dalam acara tersebut hanya diminta bertugas sebagai pembawa acara atau MC dan bukan bertugas sebagai wedding organizer atau seksi konsumsi. Assiten yang mendampingi saya pun bertugas sebagai music director dalam acara itu dan menjaga serta mendistribusikan menu makanan tersebut bukan merupakan tugasnya. Akhirnya dengan wajah yang cemberut sang musisi bertugas dengan perut lapar hingga akhir acara.

Adapula kejadian yang lain yang saya temukan didalam resepsi pernikahan takala saya bertugas sebagai MC. Kali ini sang mempelai dan keluarga memang menggunakan jasa wedding organizer, namun menggunakan jasa WO yang terbilang masih baru dan belum banyak pengalamannya.Pada saat techincal meeting yang dipimpin oleh wedding organizer tersebut munculnya suatu kesepakatan dimana keluarga mempelai tidak akan menikmati early dinner yang dipersiapkan oleh pihak hotel.Menu early dinner untuk crew telah disepakati jumlahnya dan diputuskan untuk membeli menu tersebut dari restoran diluar lokasi hotel.

Tibalah hari H dimana resepsi tersebut berlangsung, seperti biasanya saya hadir didalam resepsi tersebut pada pukul 16.30, ada yang sedikit berbeda pada saat saya datang didalam ruangan resepsi tersebut dimana ruangan tersebut telah dipenuhi dengan anggota keluarga yang telah berfoto bersama dengan mempelai. Saya pun berdecak kagum dengan kekompakan keluarga mempelai yang terbilang rajin untuk hadir lebih awal dalam resepsi tersebut. Ruangan tersebut sudah penuh dengan kecerian dan aktivitas sebelum acara.

Namun seiring waktu berjalan masalah pun muncul dimana saya mendengar informasi akan komplain yang sangat keras dari beberapa anggota keluarga kepada wedding organizer yang bertugas karena tidak tersedianya early dinner keluarga. Wedding organizer yang bertugas menjadi binggung dan membela diri bahwa early dinner keluarga tidak menjadi agenda yang disepakati pihak mereka dengan mempelai pada hari itu. Hotel yang menyediakan menu makanan pada saat itu pun sulit menyanggupi jika mereka dapat menyediakan menu early dinner yang tidak disepakati sebelumnya.Disisi lain kebingungan mereka saya dan crew dari musisi sedang enak menikmati makanan early dinner yang telah disepakati sebelumnya.

Kasihan betul judulnya kejadian yang dialami wedding organizer yang bertugas pada saat itu, makian dan cercaan dilontarkan oleh keluarga mempelai yang tidak peduli akan disepakati atau tidaknya pengadaan acara early dinner keluarga. Kedua mempelai yang berada dipelaminan pada saat itu pun terdiam bisu dan tidak tahu berbuat apa, karena mereka pun awam dengan masalah ini. Pada akhirnya karena alasan perut lapar dari puluhan anggota keluarga yang telah hadir dari jam 4 sore , makanan seadaanya dikeluarkan oleh pihak hotel untuk memenuhi kebutuhan perut para keluarga mempelai yang hadir.

Saya percaya ketika anda membaca kejadian tadi pastinya tidak ingin terjadi kepada anda bukan? Baik anda selaku calon mempelai, seorang MC, musisi ataupun seorang wedding organizer. Dari kedua kejadian ini saya mengambil kesimpulan dimana early dinner adalah sebuah hal yang penting dan tidak boleh terlupakan.

Dalam setiap event urusan perut memang tidak dapat dikompromikan, pikirkanlah baik – baik jumlah konsumsi yang dibutuhkan oleh setiap vendor pernikahan, anggota keluarga didalam acara tersebut. Technical meeting adalah saat yang sangat tepat untuk membahas mengenai masalah ini, maka dari itu setiap vendor pernikahan dan wakil anggota keluarga harus hadir didalamnya.

Didalam keadaan perut lapar, emosi seseorang memang sulit terjaga, dan yang pasti kualitas kerja pun akan menurun. Pasti akan jelas perbedaannya seorang musisi yang bermain musik didalam keadaaan perut yang sudah keyang dan didalam keadaan perut yang lapar, walau sang musisi tersebut akan berusaha memberikan yang terbaik dengan alasan atas nama profesionalisme tetap saya yakin akan perbedaannya.

Demikian juga vendor lainnya yang seringkali terlupakan untuk diberikan early dinner seperti team dari photographer, videoshooting, operator sound, operator lighitng, operator effect fire works atau lainnya ,sopir mobil pengantin bahkan team dari dekorasi. Alangkah baiknya jika didalam sebuah acara resepsi pernikahan semua orang yang terdapat didalam lokasi tersebut baik yang bertugas maupun yang menjadi pemilik acara atau tamu didalam keadaan yang senang dan bersukacita.

Semoga tulisan saya dapat mengispirasi anda.Terima kasih untuk membacanya, support saya terus untuk menulis. Notes berikutnya yang saya akan bahas mengenai betapa pentingnya technical meeting. See you God bless!!.

3 Jenis Meeting untuk Calon Mempelai dalam Mempersiapkan Hari Pernikahan Mereka (Calon Bride and Groom must read this!)

Seringkali para calon mempelai bertanya kepada saya berapa kalikah pertemuan yang perlu dibuat dalam merencanakan konsep satu hari pernikahan mereka. Banyak diantara mereka yang bingung dan kuatir namun ada juga yang terlalu cuek karena terlalu sibuk dengan aktivitas mereka sehari – hari sehingga lupa untuk memikirkannya.

Pertanyaan yang seringkali dilontarkan oleh calon mempelai pada umumnya seperti ini :

“Berapa kali meeting harus diadakan?”

“Kapan saja meeting tersebut diadakan? “

“Membahas mengenai apa saja meeting tersebut dan bersama dengan siapa meeting tersebut dilangsungkan?”

Nah dalam notes ini saya akan memaparkan jenis – jenis meeting menurut pengalaman dan padangan saya, semoga dapat menginspirasi anda selaku calon mempelai atau anda sebagai praktisi / vendor didalam dunia pernikahan.

Saya membagi jenis – jenis meeting didalam persiapan kedua calon mempelai menjelang pernikahan didalam 3 bagian.

Yang pertama adalah Brainstorming Meeting / Dealing Meeting
Saya namakan meeting pertama kali saya ini dengan calon mempelai dengan nama brainstroming meeting atau dealing meeting. Disinilah biasanya saya pertama kali berkenalan secara tatap muka dengan kedua mempelai yang hendak menikah dalam beberapa bulan kedepan atau kurang lebih 1 tahun kedepan.

Disinilah juga saya sebagai seorang Master of Ceremony mempresentasikan performance saya melalui video yang saya putarkan di laptop atau tablet pc kepada kedua calon mempelai.Selain itu saya dan mereka melakukan dealing agrement mengenai fee jasa saya sebagai master of ceremony untuk bertugas di pesta pernikahan mereka, penjabaran tugas saya, dan tentunya membicarakan konsep pernikahan mereka kelak.

Didalam meeting ini umumnya saya berusaha untuk menggali lebih dalam akan apa yang menjadi impian dari kedua calon mempelai yang berada dihadapan saya. Umumnya lokasi yang saya dan mereka gunakan untuk brainstorming meeting ini dilakukan disebuah cafe baik didalam mall atau diluar mall. Yang terpenting adalah tempat yang nyaman dan tidak berisik untuk kita mudah berdiskusi.

Namun dalam meeting ini biasanya saya lebih banyak mengajak kedua mempelai untuk “berkhayal” terlebih dahulu akan pesta pernikahan impian mereka. Seringkali saya bercerita mengenai konsep pernikahan mempelai yang sudah saya layani, saya membahas konsep pernikahan yang erat dengan atmosfir spektakuler, yang lucu, elegant, romatis serta lain sebagainya.Saya menyarankan untuk kedua mempelai dapat mencari inspirasi – inspirasi baru dari website, resepsi teman atau kerabat yang mereka hadiri ataupun dari cerita orang lain.

Dalam meeting ini saya mengajak kedua calon mempelai untuk tidak terburu – buru memutuskan akan konsep pernikahan yang seperti apa yang mereka inginkan. Saya menyarankan untuk meeting ini dilaksanakan 6 bulan sebelum hari H. Kesimpulannya minimal 6 bulan sebelum hari H, anda selaku calon mempelai sudah harus mencari MC yang akan bertugas didalam resepsi pernikahan anda.

Meeting yang kedua saya namakan dengan Planning Meeting
Disinilah saya sebagai MC atau rekan rekan Wedding Organizer berjumpa dengan kedua calon mempelai untuk mulai merancang rundown satu hari pernikahan.

Umumnya waktu yang dihabiskan cukup lama karena meeting kali ini judulnya kupas habis sampai tuntas, bahkan planning meeting ini dapat terbagi menjadi 2 sesi dikarenakan adanya perubahan atau perbedaan pendapat antara satu dan lainnya.

Menurut saya dalam planning meeting ini harus tercapai persiapan yang sekitar 75 % sudah siap semuanya. Adapun beberapa rincian yang harus sudah dibahas dan dipersiapkan yakni :
- Kegiatan kedua mempelai dari pagi hingga malam

- Vendor pernikahan yang telah lengkap semuanya, disertai rincian dealing agrement dengan kedua mempelai akan jasa atau produk yang dipesan oleh kedua mempelai

- Rancangan resepsi pernikahan, lagu yang akan dipilih, warna dekorasi, atmosfir atau tema yang akan diciptakan didalam resepsi

- Nama team dari wedding organizer atau panitia keluarga yang bertugas

- Nama keluarga yang bertugas disetiap bagian acara hari pernikahan dari pagi sampai malam

- Rancangan daftar foto keluarga serta relasi dan kerabat

Meeting ini sebaiknya dilakukan di cafe yang cukup nyaman dimana kedua mempelai dapat berdiskusi dan memutuskan apa yang mereka inginkan didalam hari bahagia mereka. Mengenai waktu diadakan meeting ini biasanya saya menyarankan 2bulan atau paling lambat 1 ½ bulan sebelum hari H. Dalam meeting ini yang hadir hanyalah sang Wedding Organizer dengan kedua mempelai ( harus keduanya hadir tidak boleh salah satu) atau jika mempelai tidak menggunakan jasa wedding organizer biasanya tugas ini diemban oleh sang MC..

Dalam kalimat sebelumnya saya mengharuskan agar kedua mempelai untuk hadir didalam planning meeting ini. Mengapa? Alasannya adalah dalam merencanakan sebuah konsep hari pernikahan tentunya harus disetujui oleh calon mempelai pria dan calon mempelai wanita, jika konsep yang dibuat kurang nyaman kepada salah seorang dari mereka, maka rancangannya harus dirubah kembali.

Jadi dapat anda bayangkan jika salah satu dari mereka tidak hadir, maka akan ada kemungkinan rancangan akan berubah lagi, dan waktu yang digunakan untuk merancangkan hari pernikahan tersebut menjadi terbuang percuma.

Dalam meeting ini pun tugas seorang Wedding Organizer atau seorang MC adalah melengkapi kebutuhan – kebutuhan kedua mempelai yang belum tersedia. Dalam hal ini diperlukan seorang pemimpin WO yang telah berpengalaman atau MC yang telah berpengalaman yang dapat mengupas secara rinci mengenai kebutuhan di hari pernikahan kedua calon mempelai.Bagi Kedua mempelai yang membaca bagian ini, kalian berdua dapat membaca notes saya yang lain yang berjudul the good news dan the bad news didalam resepsi pernikahan. Anda akan paham apa yang saya maksudkan.

Baiklah saya lanjutkan dengan jenis meeting yang ketiga yaitu yang tentunya anda kenal juga namanya yaitu Technical Meeting.
Meeting ini adalah sebuah meeting yang terpenting menurut saya dan patut dihadiri berbagai pihak yang sangat berperan penting didalam terselenggaranya hari pernikahan kedua mempelai.
Meeting ini wajib dilakukan dilokasi venue resepsi pernikahan yang akan dilaksanakan oleh kedua mempelai, dan wajib dihadiri oleh vendor inti yakni :

Vendor Venue / Lokasi Resepsi (hotel / gedung serbaguna / restaurant)
Vendor Wedding Organizer atau Panitia Keluarga
Vendor MC
Vendor Catering
Vendor Music Entertainment , Sound Equipment, Lighting Equipment
Vendor dokumentasi ( foto dan video)
Vendor Dekorasi
Wakil Keluarga Mempelai atau Orang tua Mempelai

Dalam meeting ini rundown yang 75 % sudah jadi dalam meeting sebelumnya telah diketik ulang secara rapi dan mudah untuk dimengerti oleh seluruh vendor yang hadir. Seluruh vendor dibagiakan copy dari rundown tersebut kemudian pemimpin WO atau MC (jika tidak adanya WO) yang memimpin acara meeting ini mengajak seluruh vendor membahas seluruh aspek yang berkaitan dengan teknis dalam penyelenggaraan hari H kedua mempelai yang tentunya atas persetujuan kedua mempelai dan wakil keluarga atau kedua orang tua mempelai yang hadir.

Meeting tersebut tentunya harus menghasilkan persiapan yang 100 persen, pembahasan dan perencanaan yang detil dan rinci sangat menentukan kesuksesan dan kelancaran acara hari pernikahan kedua calon mempelai.

Saya terkadang mendengar beberapa kali mengenai beberapa vendor yang sering mengatakan kalimat “ ntar gampang deh, semuanya bisa diatur, seperti biasanya” kepada kedua mempelai. Saya kurang setuju dengan ungkapan vendor tersebut kepada kedua mempelai, karena saya lebih setuju untuk membahas segala sesuatunya secara mendetil dan rinci.

Ada fenomena yang unik lagi yang sering saya dengar dalam event pernikahan di beberapa kota besar. Dimana fenomena ini berjudul “ Fenomena Jualan di hari H”. Saya sangat tidak setuju dengan ini. Fenomena ini adalah hasil dari kalimat yang diutarkan vendor diatas dimana vendor oknum tersebut “dengan sengaja” menggampangkan segala sesuatunya kepada kedua mempelai, secara tersembunyi dan tidak diketahui mempelai, mereka mempersiapkan beberapa items yang belum dimunculkan pada saat technical meeting, namun pada waktunya hari H, vendor tersebut memunculkan items tersebut menjadi items yang sangat penting dan dibutuhkan demi kelancaran acara pernikahan kedua mempelai tersebut.

Pada saat itu vendor tersebut mengambil kesempatan untuk menjual mahal produk atau item tersebut, dan kedua mempelai tersebut dengan berat hati dan terpaksa mengeluarkan budget tersebut. Dalam notes ini saya tidak menyudutkan siapapun namun, secara jujur saya tidak suka dengan praktik yang tidak fair tersebut, dan merupakan tugas saya untuk mengingatkan mempelai yang membaca notes ini agar tidak terjebak dalam fenomena diatas tersebut.Jika anda ingin lebih mengetahui lebih lanjut mengenai fenomena tersebut, saya dapat becerita panjang lebar didalam chat anda bersama saya via media lain.

Baik saya lanjutkan lagi mengenai pembahasan technical meeting ini. Jadi sebaiknya kapan technical meeting ini dilakukan?

Menurut saya paling cepat dilakukannya adalah 2 minggu sebelum hari H pernikahan atau paling lambatnya 1 mingggu sebelum hari H pernikahan. Mengapa? Jika dilakukan lebih dari sebelum 2 minggu sebelumnya, ada kemungkinan vendor yang bertugas dapat lupa akan apa saja yang disepakati, ingatlah vendor tersebut melayani bukan satu calon pengantin saja namun masih banyak calon pengantin lainnya yang akan segera menikah sebelum hari H pengantin tersebut.

Baik saya rasa sudah cukup jelas 3 jenis meeting yang saya paparkan kepada anda, disertai siapa saja yang menghadirinya dan kapan waktu untuk melaksanakan meeting – meeting tersebut. Silahkan bagi anda yang ingin bertanya anda dapat bertanya kepada saya melalui email yang dapat anda kirimkan ke danielreinhardmc@yahoo.co.id atu melalui Facebook atau media lainnya. Silahkan comment notes ini untuk kawan – kawan yang membaca notes ini, saya membutuhkan masukan dari anda untuk berkarya lebih baik lagi. Thank you. God bless!!